Malam ini aku
sendiri di kosan tepatnya di semanggi. Mulai terlintas di pikiranku, kalau aku
ini sudah dewasa. Dulu aku pernah bercita cita ingin membahagiakan orang tuaku,
itu adalah sepuluh tahun yang silam. Sekarang aku sudah berumur dua puluh
delapan tahun, namun masih banyak kejelekan kejelekanku sepuluh tahun silam
belum juga berubah menjadi kebaikan dan bahkan bertambah kejelekan kejelekan
itu bahkan meningkat pula level kejelekan itu. Dalam keyakinanku ada dua
kehidupan untuk manusia yaitu kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat.
Sekarang aku masih hidup di dunia. Namun kalau kita percaya kehidupan akhirat
maka kehidupan di dunialah yang menjadikan itu ada jadi jika ingin baik hidup
di akhirat maka harus baik hidup di dunia. Jadi kehidupan dunia dan kehidupan
akhirat sangatlah berkaitan karena kehidupan dunia adalah jaminan kehidupan di
akhirat. Masalahnya kehidupanku di dunia ini buruk jadi dapat di pastikan
kehidupan di akhirt nanti pasti akan buruk juga. Kadang aku sadari untuk
merubah kehidupan di dunia penuh dengan kebaikan namun terasa berat, karena
memang berat, ya mungkin karena aku memang bodoh dan psimis melihat kejelekan
kejelekanku.
Memang kita
tidak berhak mengklaim kehidupan akhirat. Baik dan buruknya itu adalah urusan
Tuhan. Namun tetap saja aturan berhak mengklaim baik dan buruk atau dosa. Jadi sudah dapat dinilai, yang itu baik dan
yang itu buruk. Jika Tuhan mencintai makhluknya yang baik di mata Tuhan dan
membenci yang buruk di hadapanNya dan
makhluknya. Maka dapat di pastikan juga celakalah manusia manusia buruk. Orang
tua mana yang tak sayang anaknya, walaupun anaknya berbuat jelek tetap saja
yang namanya orang tua selalu membela anaknya. Bahkan orang tua rela
mengorbankan nyawanya demi anaknya. Tentunya kasih sayang orang tua juga kasih
sayang Tuhan dan tentunya juga Tuhan lebih sayang sepada makhluknya tidak bisa
dibandingkan dengan manusia. Kasih sayang Tuhan melebiahi kasih sayang orang
tua kepada anaknya. Apakah berarti Tuhan selalu mengasihi makhluknya walaupun
makhluk ini jelek di hadapanNya. Tentu jawabannya ya, Tuhan selalu mengasihi
makhluknya yang jelek maupun yang buruk. Namun apakah kasih sayang Tuhan masih
berlaku di akhirat. Tentu jawabannya juga ya.
Di sini kadang
aku berfikir apakah Tuhan mampu memberiku kasih sayangnya di dunia dan akhirat
tanpa menghiraukan kejelekan kejelekan yang aku lakukan. Jika mampu apakah yang
lain tidak iri melihatku di kasihani Tuhan. Apabila semua mahkluknya di
perlakukan sama, semua akan di ampuni. Apakah para malaikat para nabi dan para
ulama yang selalu taat kepada Tuhan
tidak protes tentang hal ini. Tapi disini sudah jelas jawabannya karena mau
protes seperti apapun apabial Tuhan mengatakan ya atau tidak atau diam, maka
semua yang taat kepada Tuhan itu pasti akan patuh. Tapi masih belum selesai
sampai di situ. Masalahnya tidak mungkin Tuhan mengecewakan para makhluknya
yang telah taat kepadanya dan karena Tuhan juga mustahil mengecewakan mahkluknya
yang telah menaatiNya.
Lalu apakah
manusia manusia buruk ini akan tertawa dan merasa senang bahwa Tuhan tidak jadi
untuk menghukum mereka, dan mentertawakan manuasi manusia taat sewaktu di dunia
sambil mengejek dan mengatakan ‘’Tuhan maha pengasih dan penyayang. Jadi salah
kalian kenapa tidak bersenang senang saja sewaktu di dunia, dan akhirnya posisi
kita di akhirat sama saja, dasar kalianlah yang bodoh’’. Kalau seperti ini maka akan terjadi
pertengkarang antara mahkluk yang buruk dan makhluk yang taat. Ketika mereka
bertengkar bisa saja semuanya kan dihukum maka saat itu tidak ada yang baik dan
yang buruk karena semuanya berubah menjadi buruk.
Namun demikian
dalam islam telah jelas. Islam mengajarkan kebaikan di hadapan Tuhan dan
makhluknya dan memberi dosa bagi mahkluk yang tidak mau taat kepadaNya. Yang
taat telah disediakan tempatnya dan yang tidak taat, pembangkang dan penghianat
Tuhan juga telah di sediakan tempatnya kelak di akhirat nanti. Jadi kenapa
harus repot dan ribet untuk memikirkan itu semua. Kau tidak disuruh memikirkan
itu tapi disuruh mentaati yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang
dilarang. Jadi kalau kau tahu siapa dirimu telah jelaslah seperti apa kau
nanti.
Jadi kalau sudah
jelas seperti itu kenapa kau tidak menangis melihat kejelekanmu. Dasar dirimu jangankan menangis malah tertawa
dan merasa puas melakukan kejelekan itu.
Lalu kalau sudah seperti ini maka
jelaslah di posisi mana aku di akhirat nanti. Di sanalah aku akan menangis dan
meminta ampun. Namun sayangnya itu tidak berlaku lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar