Sabtu, 14 September 2013

Selasa 3 september 2013

Malam ini aku sendiri di kosan tepatnya di semanggi. Mulai terlintas di pikiranku, kalau aku ini sudah dewasa. Dulu aku pernah bercita cita ingin membahagiakan orang tuaku, itu adalah sepuluh tahun yang silam. Sekarang aku sudah berumur dua puluh delapan tahun, namun masih banyak kejelekan kejelekanku sepuluh tahun silam belum juga berubah menjadi kebaikan dan bahkan bertambah kejelekan kejelekan itu bahkan meningkat pula level kejelekan itu. Dalam keyakinanku ada dua kehidupan untuk manusia yaitu kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Sekarang aku masih hidup di dunia. Namun kalau kita percaya kehidupan akhirat maka kehidupan di dunialah yang menjadikan itu ada jadi jika ingin baik hidup di akhirat maka harus baik hidup di dunia. Jadi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat sangatlah berkaitan karena kehidupan dunia adalah jaminan kehidupan di akhirat. Masalahnya kehidupanku di dunia ini buruk jadi dapat di pastikan kehidupan di akhirt nanti pasti akan buruk juga. Kadang aku sadari untuk merubah kehidupan di dunia penuh dengan kebaikan namun terasa berat, karena memang berat, ya mungkin karena aku memang bodoh dan psimis melihat kejelekan kejelekanku.

Memang kita tidak berhak mengklaim kehidupan akhirat. Baik dan buruknya itu adalah urusan Tuhan. Namun tetap saja aturan berhak mengklaim baik dan buruk atau dosa.  Jadi sudah dapat dinilai, yang itu baik dan yang itu buruk. Jika Tuhan mencintai makhluknya yang baik di mata Tuhan dan membenci  yang buruk di hadapanNya dan makhluknya. Maka dapat di pastikan juga celakalah manusia manusia buruk. Orang tua mana yang tak sayang anaknya, walaupun anaknya berbuat jelek tetap saja yang namanya orang tua selalu membela anaknya. Bahkan orang tua rela mengorbankan nyawanya demi anaknya. Tentunya kasih sayang orang tua juga kasih sayang Tuhan dan tentunya juga Tuhan lebih sayang sepada makhluknya tidak bisa dibandingkan dengan manusia. Kasih sayang Tuhan melebiahi kasih sayang orang tua kepada anaknya. Apakah berarti Tuhan selalu mengasihi makhluknya walaupun makhluk ini jelek di hadapanNya. Tentu jawabannya ya, Tuhan selalu mengasihi makhluknya yang jelek maupun yang buruk. Namun apakah kasih sayang Tuhan masih berlaku di akhirat. Tentu jawabannya juga ya.
Di sini kadang aku berfikir apakah Tuhan mampu memberiku kasih sayangnya di dunia dan akhirat tanpa menghiraukan kejelekan kejelekan yang aku lakukan. Jika mampu apakah yang lain tidak iri melihatku di kasihani Tuhan. Apabila semua mahkluknya di perlakukan sama, semua akan di ampuni. Apakah para malaikat para nabi dan para ulama yang selalu taat kepada  Tuhan tidak protes tentang hal ini. Tapi disini sudah jelas jawabannya karena mau protes seperti apapun apabial Tuhan mengatakan ya atau tidak atau diam, maka semua yang taat kepada Tuhan itu pasti akan patuh. Tapi masih belum selesai sampai di situ. Masalahnya tidak mungkin Tuhan mengecewakan para makhluknya yang telah taat kepadanya dan karena Tuhan juga mustahil mengecewakan mahkluknya yang telah menaatiNya.
Lalu apakah manusia manusia buruk ini akan tertawa dan merasa senang bahwa Tuhan tidak jadi untuk menghukum mereka, dan mentertawakan manuasi manusia taat sewaktu di dunia sambil mengejek dan mengatakan ‘’Tuhan maha pengasih dan penyayang. Jadi salah kalian kenapa tidak bersenang senang saja sewaktu di dunia, dan akhirnya posisi kita di akhirat sama saja, dasar kalianlah yang bodoh’’.  Kalau seperti ini maka akan terjadi pertengkarang antara mahkluk yang buruk dan makhluk yang taat. Ketika mereka bertengkar bisa saja semuanya kan dihukum maka saat itu tidak ada yang baik dan yang buruk karena semuanya berubah menjadi buruk.
Namun demikian dalam islam telah jelas. Islam mengajarkan kebaikan di hadapan Tuhan dan makhluknya dan memberi dosa bagi mahkluk yang tidak mau taat kepadaNya. Yang taat telah disediakan tempatnya dan yang tidak taat, pembangkang dan penghianat Tuhan juga telah di sediakan tempatnya kelak di akhirat nanti. Jadi kenapa harus repot dan ribet untuk memikirkan itu semua. Kau tidak disuruh memikirkan itu tapi disuruh mentaati yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Jadi kalau kau tahu siapa dirimu telah jelaslah seperti apa kau nanti.

Jadi kalau sudah jelas seperti itu kenapa kau tidak menangis melihat kejelekanmu.  Dasar dirimu jangankan menangis malah tertawa dan merasa puas  melakukan kejelekan itu. Lalu kalau sudah seperti  ini maka jelaslah di posisi mana aku di akhirat nanti. Di sanalah aku akan menangis dan meminta ampun. Namun sayangnya itu tidak berlaku lagi.

Tidak ada komentar: